PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK PADA ORGANISASI INFORMASI DEWASA INI
PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK PADA ORGANISASI INFORMASI
DEWASA INI
(Studi Kasus Pada Perpustakaan Perguruan
Tinggi)
Indri Ayu Wiranti
Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi, Fakultas Ilmu Administrasi,
Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: indriayu1353@gmail.com
Abstrak: PEMANFAATAN
PERANGKAT LUNAK PADA ORGANISASI INFORMASI DEWASA INI (Studi
Kasus Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi) Perpustakaan merupakan sebuah institusi atau lembaga yang
menyediakan koleksi bahan perpustakaan tertulis, terletak dan terekam sebagai
pusat sumber informasi yang diatur menurut sistem atau aturan yang baku dan
didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian serta rekreasi intelektual
bagi masyarakat. Dengan demikian, perpustakaan memiliki beragam jenis informasi
yang dikelolanya, baik berupa abjad maupun angka. Koleksi informasi yang
dikelola perpustakaan sendiri mulai dari informasi mengenai pengetahuan umum
seperti keagamaan, bidang sosial, bidang ilmu pengetahuan, kesusastraan,
kesenian, penelitian, hingga sejarah. Dengan pengelolaan beruntun mulai dari
pengadaan, pengelolaan, penyimpanan, perawatan, temu kembali hingga kemas ulang
informasi menuntut pihak perpustakaan memiliki sistem yang dapat mendukung
kegiatan kepustakanan. Dengan masuknya komputer dan teknologi masuk kedalam
perpustakaan, membuat pergeseran dnapenambahan sistem teknis dalam
perpustakaan. maka dari itu, perpustakaan sebagai organisasi informasi
bersentuhan langsung dengan perangkat lunak dan aplikasi komputer. Dengan
demikian, pemanfaatan perangkat lunak dan apliaksi perkantoran dalam
perpustakan baik berbayar maupun tidak berbayar, berupa paket atau hasil design
khusus sebuah institusi induk menjadi dasar kativitas kepustakawanan.
Kata kunci: perpustakaan, teknologi, perangkat lunak, aplikasi, informasi
Pendahuluan
Sebagai sebuah organisasi informasi yang berdiri
untuk memebuhi kebutuhan informasi penggunanya yang berada pada satu komunitas
yang sama, perpustakaan bersentuhan langsung dengan beragam informasi yang
dihimpunya mulai dari koleksi cetaks eperti buku, gambar, pengumuman, poster,
peta, koleksi audio, hingga koleksi audio visual.
Dengan banyaknya ragam koleksi yang memuat
konten informasi sebagai pemenuh kebutuhan informasi pemustaka, membuat
perpustakaan harus memiliki beragam strategi. Selain mengikuti kecenderungan
pengguna, namun juga harus aktif mengikuti perkembangan teknologi dan informasi
yang ada.
Pembahasan
Sebagai salah satu komunitas yang melakukan
tiga fungsi perpustakaan yakni pembelajaran, penelitian, dan sarana rekreasi,
perpustakaan perguruan tinggi memberikan fasilitas akses informasi yang ramah
pengguna.
Sejalan dengan masuknya komputer dan
teknologi ke dalam perpustakaan, membuat perpustakaan harus memanfaatkan sumber
daya yang ada. memaksimalkan sumber daya manusia dengan terus menambah skill
dan wawasan. Memanfaatkan sumber daya informasi dan teknologi jugakomputer dan
internet dalam mengembangkan perpustakaan.
Sehingga perpustakaan mau tidak mau harus
menggunakan perangkat lunak dan aplikasi komputer untuk mendukung
keberlakngsungan aktivitas kepustakwanan. Perangkat lunak dan aplikasi komputer
yang digunakan perpustakaan beragam, tergantung kesesuaian pengguna dan
kebutuhan perpustakaan itu sendiri.
Dapat berupa perangkat lunak dan aplikasi
paket bawaan dari komputer atau instalasi sistem operasi seperti Microsoft
Office, menggunakan perangkat lunak dan aplikasi hasil design khusus organisasi
induk. Perangkat lunak dan aplikasi berbayar maupun yang tidak berbayar.
Secara umum,setiap instansi atau organisasi
atau lembaga memanfaatkan Microsoft Office dalam menjalankan kegiatan
administratifnya. Seperti pemanfaatan Microsoft Word untuk pembuatan surat,
laporan rutin, proposal kegiatan dan lainnya. Penggunaan Microsoft Excel untuk
membatu pembuatan tabel, penghitungan komoditas, penghitingan jumlah pengunjung
dan sebagainya. Menggunakan Microsoft Power Point untuk mempresentasikan
dokumen kepada klien atau atasan, promosi terhadap sponsor dan lainnya.
Demikian pula dengan perpustakaan perguruan
tinggi menggunakan Microsoft Office untuk keberlangsungan kegiatan
administrative. Seperti penulisan suran, penulisan laporan rutin, penulisan
proposal kegiatan, pendataan jumlah koleksi, pendataan jumlah pengunjung, presentasi
kepada atasan atau klien atau pihak sponsor, maupun berkirim pesan.
Dilain sisi, untuk kegiatan teknis seperti
input data dalam pengelolaan koleksi informasi, sebuah perpustakaan dapat
mengunakan Inlislite maupun SLiMs atau Senayan
Library Management System. Kedua sistem tersebut terus dikembangkan dibawah
naungan Perpustakaan Nasional sebagai pusat informasi dan kearsipan.
Masing-masing sistem pengolahan data
berbasis metadata yang dapat digunakan oleh perpustakaan memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Perpustakaan bertugas menyesuaikan kebutuhan
perpustakaan dan kesesuaian dengan pengguna perpustakaan.
Di Universitas Brawijaya sendiri
menggunakan sistem Inlislite 3. Sistem yang digunakan ini dipilih berdasarkan
kebutuhan dan kesuseuaian dengan pengguna perpustakaan.
Dapat dikatakan sistem yang diterapkan pada
perpustakaan pusat Universitas Brawijaya sudah ideal karena menggunakan sistem
Inlislite versi terbaru. Sistem yang terus dikembangkan untuk kualitas yang
lebih baik menjadikan perpustakaan pusat Universitas Brawijaya menunjukkan
komitmen untuk memebrikan yang terbaik untuk melayani dan memenuhi kebutuhan
informasi penggunanya.
Perpustakaan yang baik tidak hanya
menggunakan Microsoft Office dan sistem khusu seperti Inlistlite atau SliMs.
Namun juga sistem lain yang mendukung dan mempermudah akses informasi oleh
pengguna. ukuran ideal sebuah perpustakaan dapat diukur dari tingkat kepuasan
pengguna, kemudahan pengguna dalam menggunakan dan memanfaatkan aplikasi dan
fasilitas yang ada. Namun sebagai organisasi informasi yang berkembang dinamis
mengikuti perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan membuat sebuah
perpustakaan akan terus memperbaiki organisasi untuk melayani kebutuhan
pengguna yang semakin berubah.
Dihadapkan dengan generasi alpha yang
berkecenderungan menyukai teknologi berbasis digital, membuat perpustakaan
harus berperan aktif dalam menyesuaikan diri dengan pengguna. pihak
peprustakaan nasional, pihak universitas, dan pustakawan harus bekerjasama
untuk mendapatkan kepercayaan pemustaka generasi alpha agar mendapatkan
informasi valid dari sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan sehingg
adapt terhindar dari informasi “kosong” yang beredar di internet.
Kesimpulan
Dengan memanfaatkan teknologi dan komputer
yang masuk ke dalam perpustakaan, membuat perpustakaan bersentuhan langsung
dnegan perangkat lunak dan aplikasi komputer untuk upaya memenuhi kebutuhan
informasi penggunanya. Dengan generasi alpha sebagai generasi yang berorientasi
teknologi berbasis digital, diharapkan perpustakaan dengan bijak dapat
memutuskan perangkat lunak dan aplikasi komputer yang sesuai agar generasi
alpha pengguna perpustakaan dapat informasi valid dan terhindar dari informasi
“kosong” yang beredar di internet sehingga kepercayaan pemustaka dapat terus
dijaga.
Daftar
Pustaka
Sulistyo, Basuki dalam artikel Penggunaan
Teknologi Informasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri dan Kedinasan di
Jakarta
Hasugian, Jonner dalam artikel Penerapan
Teknologi Informasi pada Sistem Kerumahtanggan Perpustakaan Perguruan Tinggi
USU Digital Library
Komentar
Posting Komentar